Monday, August 17, 2009

Sepenggal kisah masa kecilku, oleh CahyoC18 Petikan dari 'Kembali Menjadi DirikU'


Menjadi seniman akankah menjadi takdirku, . . . .kuingat suatu saat ketika usiaku masih 11 tahun (4 SD), aku sering merengek pada ayah minta dibelikan cat air untuk nglukis. Hari inipun seperti biasa cat ku habis, ayah sudah menjanjikan untuk membelikan cat air, tapi sudah 2 kali lupa. Karena kesal, dia berkata agak ketus 'iya-iya tak belikan', seketika berangkat membelikan cat untuku.

Satu setengah jam kemudian ayahku kembali membawa sekantong penuh cat lukis.
'Ini tak belikan yang besar-besar, biar awet' katanya.
Aku gembira sekali, langsung saja aku ambil kertas, kwas dan air, dan mulai menggambar.

Tapi seketika mukaku berubah, karena cat itu lekat dan tidak mau dicampur dengan air. 'Lho catnya kok begini', aku bingung dan kesel banget sampai kemudian kakaku datang.
'Heh. . .ni bukan cat air, ni cat minyak, pantesan tubenya besar-besar'.
'Lha trus piye?, kataku. 'Ni pakai kain gak pake kertas, bapak kliru belinya, ditukarkan saja' kakaku memberi saran. Kemudian ku cari ayahku, tapi udah tidur, aku gak berani mengganggu.

Ku kembali duduk di lantai depan meja gambarku, 'wah coba cari kain saja untuk nglukis'.
Aku cari kain kesana kemari, 'wah kain apa ya yang bisa dipakai'.
Tak lama kemudian aku ingat ada kain bekas pembungkus gandum, tapi masi ada merknya, dah tak coba saja tak pakai nglukis.

Lagi lagi aku dibuat jengkel, catnya tembus. Aku bingung musti gimana, sampai ibuku datang.
'Dulu kakekmu kalau ngukis pakai kain, kainya dikasi kanji dulu' ujarnya.
'Sini tak kanji dulu kainya' ujarnya kemudian.
Trus Ibuku membawa kain itu ke dapur dan ku ikuti dibelakangnya.

Segera ia merebus air untuk membuat lem kanji sambil bercerita tentang kakekku.
'Kakekmu dulu kerjanya jadi tukang lukis poster film, dia pinter sekali nglukis', ibuku mulai bercerita.
'Kamu lihat lukisan yang ada di lemari itu. . . . .'.

Yah. . . aku memang permah melihat lukisan di atas kertas itu, pinggirnya rusak kena jamur yang menurutku waktu itu gak ada bagusnya, gambar orang tua berjenggot, telinganya besar sebelah.

Ibuku terus bercerita tentang kakek sambil mengaduk-aduk lem kanji yang dibuatnya, sampai akhirnya mendidih. Kemudian dia menuangkanya ke dalam ember kecil, lalu dicelupkanya kain itu dan dijemur. . . . .
Itulah awal perkenalanku dengan cat minyak dan kanvas.
Kanvas pertamaku buatan Ibuku sendiri. . . .

Masa-masa adalah masa-masa terbaik dalam hidupku, menjadi kenangan tak terlupakan. . . .
(Semarang, 16 Agts 09)
http://cahyoc18.blogspot.com